Lampiran.
D.
Ketidakpastian Pengukuran
Saat melakukan
pengukuran mengunakan alat, tidaklah mungkin Anda mendapatkan nilai yang pasti
benar (xo), melainkan selalu terdapat ketidakpastian. Apakah penyebab
ketidakpastian pada hasil pengukuran?
Secara umum penyebab
ketidakpastian hasil pengukuran ada tiga, yaitu kesalahan umum, kesalahan
sistematik, dan kesalahan acak.
1.
Kesalahan Umum
Kesalahan umum adalah kesalahan yang
disebabkan keterbatasan pada pengamat saat melakukan pengukuran. Kesalahan ini dapat disebabkan karena kesalahan membaca skala kecil, dan kekurangterampilan dalam menyusun dan memakai alat, terutama untuk alat yang melibatkan
banyak
komponen.
2.
Kesalahan Sistematik
Kesalahan sistematik merupakan kesalahan yang
disebabkan oleh alat yang digunakan dan atau lingkungan di sekitar alat yang memengaruhi
kinerja alat. Misalnya, kesalahan kalibrasi, kesalahan titik nol,
kesalahan komponen alat atau kerusakan alat, kesalahan paralaks, perubahan suhu, dan
kelembaban.
a.
Kesalahan Kalibrasi
Kesalahan kalibrasi terjadi karena pemberian nilai skala pada saat pembuatan atau kalibrasi (standarisasi) tidak tepat. Hal ini
mengakibatkan pembacaan hasil pengukuran menjadi lebih besar atau lebih kecil
dari nilai sebenarnya. Kesalahan ini dapat diatasi dengan mengkalibrasi ulang
alat
menggunakan alat yang telah terstandarisasi.
b.
Kesalahan Titik Nol
Kesalahan titik nol terjadi karena titik nol skala pada alat yang
digunakan tidak tepat berhimpit dengan jarum penunjuk atau jarum penunjuk
yang tidak bisa kembali tepat pada skala nol. Akibatnya, hasil pengukuran
dapat mengalami penambahan atau pengurangan sesuai dengan selisih dari
skala nol semestinya. Kesalahan titik nol dapat diatasi dengan melakukan
koreksi pada penulisan hasil pengukuran
c.
Kesalahan Komponen Alat
Kerusakan pada alat jelas sangat berpengaruh pada pembacaan alat
ukur. Misalnya, pada neraca pegas. Jika pegas yang digunakan sudah lama
dan aus, maka akan berpengaruh pada pengurangan konstanta pegas. Hal
ini menjadikan jarum atau skala penunjuk tidak tepat pada angka nol
yang membuat skala berikutnya bergeser.
d.
Kesalahan Paralaks
Kesalahan paralaks terjadi bila ada jarak antara jarum penunjuk
dengan garis-garis skala dan posisi mata pengamat tidak tegak lurus dengan
jarum.
3.
Kesalahan Acak
Kesalahan acak adalah kesalahaan yang
terjadi karena adanya fluktuasi-fluktuasi halus pada saat melakukan pengukuran.
Kesalahan ini dapat disebabkan karena adanya gerak brown molekul udara,
fluktuasi tegangan listrik,
landasan bergetar, bising, dan radiasi.
a.
Gerak Brown Molekul Udara
Molekul udara seperti Anda ketahui keadaannya
selalu bergerak secara tidak
teratur atau rambang. Gerak ini dapat mengalami fluktuasi yang sangat cepat dan menyebabkan
jarum penunjuk yang sangat halus seperti pada mikrogalvanometer
terganggu karena tumbukan dengan molekul udara.
b. Fluktuasi Tegangan Listrik
Tegangan listrik PLN atau sumber tegangan
lain seperti aki dan baterai
selalu
mengalami perubahan kecil yang tidak teratur dan cepat sehingga menghasilkan data
pengukuran besaran listrik yang tidak konsisten.
c. Landasan yang Bergetar
Getaran pada landasan tempat alat berada
dapat berakibat pembacaan
skala
yang berbeda, terutama alat yang sensitif terhadap gerak. Alat seperti seismograf butuh tempat
yang stabil dan tidak bergetar. Jika landasannya bergetar, maka akan
berpengaruh pada penunjukkan skala pada saat terjadi gempa bumi.
d. Bising
Bising merupakan gangguan yang selalu
Anda jumpai pada alat elektronik.
Gangguan ini dapat berupa fluktuasi yang cepat pada tegangan akibat dari komponen
alat bersuhu.
e. Radiasi Latar Belakang
Radiasi gelombang elektromagnetik dari
kosmos (luar angkasa) dapat
mengganggu
pembacaan dan menganggu operasional alat. Misalnya, ponsel tidak boleh digunakan
di SPBU dan pesawat karena bisa mengganggu alat ukur dalam SPBU
atau pesawat. Gangguan ini dikarenakan gelombang elektromagnetik pada
telepon seluler dapat mengasilkan gelombang radiasi yang mengacaukan alat
ukur pada SPBU atau pesawat.
Adanya banyak faktor yang menyebabkan
kemungkinan terjadinya kesalahan
dalam suatu pengukuran, menjadikan Anda tidak mungkin mendapatkan hasil
pengukuran yang tepat benar. Oleh karena itu, Anda harus menuliskan
ketidakpastiannya setiap kali melaporkan hasil dari suatu pengukuran. Untuk
menyatakan hasil ketidakpastian suatu pengukuran dapat menggunakan cara
penulisan x = (xo ± x), dengan x merupakan nilai pendekatan hasil
pengukuran terhadap nilai benar, xo merupakan nilai hasil pengukuran,
dan x merupakan ketidakpastiannya (angka taksiran ketidakpastian).
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus